Sosok Bidadari yang kita ketahui, mereka hanya ada di Surga berdasarkan kisah-kisah yang kita dengar dari para guru dengan referensi Al-Quran maupun hadits. Namun, bagaimana jika ternyata keberadaan sosok bidadari bumi tersebut bertempat di bumi yang kita pijaki bukan di Surga?
Berdasarkan buku bidadari bumi yang ditulis oleh daiah kondang bernama ustadzah Halimah Alaydrus, bahwa yang dimaksud bidadari bumi disini adalah sosok wanita-wanita salehah yang taat pada Allah dan Rasul-Nya, tanpa embel-embel apapun.
Sebelum masuk pada isi bukunya, serta memperkenalkan siapa saja tokoh yang dimaksud bidadari bumi tersebut, terlebih dahulu kita mengenali siapa sosok penulisnya yang telah bertemu dengan 9 bidadari bumi yang dimaksud.
Siapa Penulis Buku Bidadari Bumi?
Ustadzah Halimah Alaydrus, merupakan seorang daiah kondang asal indramayu yang berkesempatan untuk mempelajari ilmu agama lebih dalam, sehingga ia bisa bertemu dengan guru-guru spiritualnya yang ia sebut sebagai bidadari bumi.
Sejak kecil rasa ketertarikannya pada ilmu Agama lebih besar daripada pendidikan formal yang biasa menjadi pilihan bagi anak seusianya. Maka selesai menamatkan sekolah dasarnya, ia melanjutkan pendidikan informal di pesantren Darullughah wadda’wah di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, sebagai pesantren pertamanya.
Kemudian ia meneruskan belajarnya ke pesantren at-Tauhidiyah Tegal dan al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Lalu untuk pendidikan terakhirnya ia tempeh di Daaruz Zahra, Tarim, Hadhramaut, Yaman. Disana, selain berkesempatan belajar, ia juga dipercaya untuk mengajar.
Dari Pesantren Daaruz Zahra pula ia punya peluang untuk bertemu dengan 9 Bidadari Bumi yang ia abadikan dalam buku yang ia tulis. Buku Bidadari Bumi juga menjadi tulisan pertamanya di-sela-sela kesibukkan belajar dan da’wah.
Baginya, perjumpaan dengan wanita-wanita salehah itu merupakan sebuah karunia dari Allah yang paling besar dalam hidupnya. Karena dari merekalah kita bisa banyak mengambil pelajaran tentang hidup.
Dan sebagai perempuan kita juga bisa menemukan role model yang nyata, pada era ini. Selain Sayidah Fatimah, Sayidah Khadijah, Sayidah Aisyah putri dan para istri Rasulullah yang terlebih dahulu kita jadikan panutan.
Buku Bidadari Bumi : 9 Kisah Wanita Salehah
Kata Bidadari Bumi disematkan kepada para wanita sholeh yang berada di bumi. Beberapa diantaranya pernah ditemui oleh ustadzah Halimah Alaydrus, dan ia abadikan dalam buku berjudul Bidadari Bumi : 9 Kisah Wanita Sholehah.
Dalam artikel singkat ini, hanya akan mengulas 5 kisah para bidadari bumi di Era sekarang ini, antara lain :
1. Hubabah Tiflah
“Doamu untuk sesama adalah hadiah terindah yang kau berikan untuknya.”
Quotes diatas merupakan ungkapan ustadzah Halimah Alaydrus diakhir tulisannya mengenai Hubabah Tiflah. Bukan tanpa alasan quotes tersebut ditulis, sebab Ustadzah Halimah mendapatkan doa khusus dari beliau yang mungkin belum ia dapatkan dari orang-orang terdekatnya pada saat itu.
Ustadzah Halimah menuturkan, “Terimakasih ya Allah kau perkenalkan aku pada wanita yang berdoa untukku ribuan kali lebih baik dariku.”
“Terimakasih untuk air mata kesungguhannya yang mungkin tak kudapat dari orang-orang yang mengaku mencintaiku sekalipun.”
“Terimakasih pula telah kau bawa aku ke rumah ini. Rumah yang aku yakini di mata malaikat-malaikat-Mu lebih indah dari rumah bermarmer mewah, tapi penghuninya tak pandai mensyukuri nikmat-Mu.”
“Terimakasih ya Allah untuk perjalanan berharga ini.” tutup ustadzah Halimah pada akhir bab tentang Hubabah Tiflah.
Dari penuturan ustadzah Halimah saja bisa kita bayangkan betapa bersungguh-sungguhnya Hubabah Tiflah dalam mendoakan ustadzah Halimah, atau mungkin tamu-tamu yang pernah datang kepadanya.
2. Sang Pembawa Pesan
Untuk Bidadari Bumi yang ketiga ini tidak disebutkan siapa namanya. Namun mempunyai kesan yang sama mendalamnya, meski tak ia ketahui namanya.
Suatu hari ia bersama kakak laki-lakinya yang juga menjadi pelajar di Daarul Mushthafa -yang membawahi Daaruz Zahra- terpaksa harus pindah rumah, karena masa kontrak rumah sewanya sudah berakhir, dan pemilik rumah tersebut meminta untuk menaikkan uang sewa jika mereka berdua ingin memperpanjang masa kontraknya.
Setelah berbagai pertimbangan mereka pun akhirnya memutuskan untuk pindah rumah sewaan yang harganya lebih terjangkau. Karena letaknya di lereng gunung, maka untuk sampai ke lokasi tempatnya belajar mereka harus menempuh perjalanan kurang lebih 2 km pulang pergi.
Ketika dalam perjalanan, tiba-tiba saja ustadzah Halimah diberhentikan oleh seorang wanita tua yang sedang menyapu halaman.
Sambil tersenyum dan menghentikan aktivitas menyapunya, ia berkata pada ustadzah sambil mengelus pundaknya, “Yaa Bunayyah, Allah akan memberimu sesuai dengan apa yang kau niatkan.”
“Allah akan mengaruniakanmu sesuai dengan niat-niatmu.” ucapnya kembali.
Awalnya ustadzah Halimah merasa heran dengan apa yang dia saksikan tersebut. Tiba-tiba saja orang asing yang tidak ia kenal sama sekali, tiba-tiba saja berkata demikian.
Namun, beliau pun tersadar bahwa dia mungkin seorang hamba yang Allah titipkan pesan untuk membawa kabar gembira kepada hamba-hamba-Nya termasuk dirinya. Perantara Allah dan makhluk-Nya, serta pemberi pelajaran-pelajaran kehidupan.
Ustadzah Halimah pun bertutur, “ Hari ini ia telah memberi pelajaran berharga yang takkan pernah ku lupa, ‘Allah Tuhanku akan memberiku sesuai dengan niatku’. Hingga tatkala kudapati kesalahan dalam sesuatu, kutahu ada yang salah pula dalam niatku.”
Ada sebuah dits riwayat Tirmidzi yang juga berhubungan dengan bab ini, berikut haditsnya.
“Hati-hatilah dengan firasat dengan seorang mukmin. Ia bisa melihat dengan cahaya Allah.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani)
3. Zuhud
“Pernahkah kau kira?, diantara mereka yang sibuk membangun istana dunia. Ada dia yang lebih suka menata singgasana di surga.”
Pembahasan kali ini adalah bab tentang zuhud. Guru daripada ustadzah Halimah memberikan gambaran langsung sosok yang berperilaku zuhud pada akhir zaman ini, ditengah godaan unutk mementingkan dunia sedemikian besar.
Ia menjadi saksi kezuhudannya semasa hidup didunia ini, dengan mendengar langsung dari sosok yang menjadi saksi hidupnya, yaitu putri dari orang yang berperilaku zuhud itu sendiri.
Bagaimana tidak, ia hanya mempunyai dua helai baju, dua buah kerudung, dua potong mukena, sepasang sandal, sebuah sisir, cermin, piring, tasbih, al-Quran dan sajadah. Tidak memegang uang satu sen pun, tidak memiliki hiasan rumah, perabot atau barang apapun selain yang telah disebutkan tadi. Apabila ada yang memberinya uang, pada hari itu pula ia segera mensedekahkan uang tersebut.
Bertapa sederhana hidup sesungguhnya, seandainya tidak menganggap penting hal-hal yang seharusnya tidak dianggap penting. Harta dunia yang semua orang melakukan berbagai cara kotor untuk mendapatkannya, pada akhirnya akan ditinggalkan begitu saja.
4. Malam Panjang Di Mina
Ustadzah Halimah terngiang ucapan gurunya al-habib Umar bin Hafidz pada suatu sore saat memberikan pelajaran di majelis Rouhahnya.
“Akan selalu ada dimuka bumi ini hamba-hamba kekasih Allah yang hidup mereka telah diwakafkan unutk-Nya,siang mereka adalah berbuat baik kepada sesama dan melam mereka ditemouh untuk bersimpuh di mihrab, mendekatkan diri kepada Tuhan dengan ruku’, sujud, dan berdiri meghadap-Nya tanpa kenal lelah.
Mereka adalah hamba-hamba Allah yang terbaik, yang karena rintihan doa-doa mereka, Allah memberi rahmat kepada kita semua, hamba-hamba-Nya.”
Hal tersebut ia sampaikan, karena ia betul-betul menemui sosok yang digambarkan oleh gurunya tersebut ketika berkesempatan untuk menunaikan haji, dan pada saat bermalam di Mina.
Ia mendapati ada sosok wanita tua yang bernama Khadijah yang sepanjang malamnya hanya beribadah dan menangis. Isak tangisnya terdengar begitu tulus. Beruntung sekali orang yang masuk kedalam doanya.
5. Wanita Dalam Bis
“Jika ada kepedihan menimpamu, ketahuilah, kepedihan yang sama pernah menimpa orang-orang sebelummu. Karena ini adalah roda kehidupan yang aku gulirkan kepada manusia. Untuk aku memilah siapa diantara kamu sekalian yang benar-benar beriman hingga kelak aku jadikan ia peraih kesyahidan di jalan-Ku.”
Untuk cerita lengkapnya kamu bisa baca buku Bidadari Bumi : 9 Kisah Wanita Salehah. Dari buku tersebut kamu bisa mendapatkan hikmah dan pelajaran kehidupan dari kisah-kisah inspiratif wanita-wanita salehah yang patut dijadikan teladan dalam kehidupan.
Leave a Reply